Pengolahan Baby Buncis Reject menjadi Keripik pada Gapoktan Wargi Panggupay Kabupaten Bandung Barat

Sya'ban Ramdani, Aldi (2020) Pengolahan Baby Buncis Reject menjadi Keripik pada Gapoktan Wargi Panggupay Kabupaten Bandung Barat. Project Report. IPB University.

[img] Text (Cover)
J3J117144-01-Aldi Sya'ban Ramdani-cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Ringkasan)
J3J117144-02-Aldi Sya'ban Ramdani-ringkasan.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Daftar Isi)
J3J117144-03-Aldi Sya'ban Ramdani-daftarisi.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Pendahuluan)
J3J117144-04-Aldi Sya'ban Ramdani-pendahuluan.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3J117144-05-Aldi Sya'ban Ramdani-tugasakhir.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB)
Official URL: https://sv.ipb.ac.id

Abstract

RINGKASAN

ALDI SYA’BAN RAMDANI. Pengolahan Baby Buncis Reject menjadi Keripik pada Gapoktan Wargi Panggupay Kabupaten Bandung Barat. Processing of Rejected Baby Bean into Chips at Gapoktan Wargi Panggupay West Bandung. Dibimbing oleh RASIDIN KARO KARO SITEPU.

Tanaman holtikultura merupakan tanaman yang umumnya ditanam di kebun atau pekarangan rumah. Gapoktan Wargi Panggupay merupakan salah satu usaha tani di Kabupaten Bandung Barat yang bergerak di sektor holtikultura khususnya sayuran. Gapoktan Wargi Panggupay memproduksi beberapa sayuran diantaranya baby buncis, brokoli, dan sawi putih. Komoditas baby buncis merupakan komoditas unggulan dari Gapoktan Wargi Panggupay. Pelanggan utama komoditas baby buncis di Gapoktan Wargi Panggupay adalah PT. Alamanda Sejati Utama yang merupakan perusahaan eksportir, oleh karena itu komoditas baby buncis yang didistribusikan harus melalui tahap sortasi untuk memenuhi standar yang diminta. Komoditas baby buncis yang tidak lolos tahap sortasi atau yang biasa disebut baby buncis reject di Gapoktan Wargi Panggupay selama ini tidak dimanfaatkan dengan baik. Hal ini tentu akan berdampak kepada Gapoktan Wargi Panggupay karena hasil produksi tidak dimanfaatkan seluruhnya, oleh karena itu harus dilakukan penangan yang baik terhadap baby buncis reject. Salah satu cara untuk menangani permasalahan tersebut adalah dengan mengolah baby buncis reject menjadi keripik agar bisa memberi nilai jual lebih bagi baby buncis reject sehingga dapat dimanfaatkan dan bisa memberikan keuntungan tambahan bagi Gapoktan Wargi Panggupay.
Tujuan dalam penulisan kajian pengembangan bisnis ini antara lain untuk merumuskan ide pengembangan bisnis berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal pada Gapoktan Wargi Panggupay serta menyusun dan mengkaji rencana pengembangan bisnis berdasarkan aspek finansial maupun nonfinansial. Data yang digunakan dalam dalam kajian pengembangan bisnis ini berupa data primer dan sekunder yang diperoleh selama kegiatan praktik kerja lapangan di Gapoktan Wargi Panggupay. Metode kajian dalam kajian pengembangan bisnis ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Ide pengembangan bisnis diperoleh menggunakan analisis SWOT yang kemudian disusun kedalam matriks SWOT dan rencana pengembangan ide bisnis disusun berdasarkan aspek finansial yang terdiri dari laporan laba rugi, analisis aliran kas (cashflow), serta analisis switching value dan berdasarkan aspek nonfinansial yang meliputi perencanaan produk, pasar dan pemasaran, produksi, organisasi dan manajemen, sumber daya manusia dan kolaborasi. Kelayakan ide pengembangan bisnis dikaji menggunakan kriteria kelayakan investasi yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C, Gross B/C, dan payback period.
Ide pengembangan bisnis pengolahan baby buncis reject menjadi keripik merupakan alternatif strategi W-O (weakneeses-opportunities) dalam matriks SWOT. Kelemahan yang dimiliki Gapoktan Wargi Panggupay adalah baby buncis reject tidak ditangani dengan baik sedangkan peluang bagi Gapoktan Wargi Panggupay adalah kemajuan teknologi informasi, kemajuan teknologi pasca panen, dan masyarakat Indonesia yang gemar mengonsumsi makanan ringan.
Berdasarkan aspek nonfinansial yang meliputi perencanaan produk, produksi, pasar dan pemasaran, organisasi dan manajemen, sumber daya manusia dan aspek kolaborasai, ide pengembangan bisnis ini layak untuk dijalankan karena terdapat pasar potensial untuk produk keripik baby buncis, terdapat pihak-pihak yang bisa dilakukan kerjasama, serta Gapoktan Wargi Panggupay bisa membuka lapngan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan aspek finansial dengan keriteria kelayakan investasi yang terdiri dari NPV, IRR, Net B/C, Gross B/C, dan payback period ide pengembangan bisnis pengolahan baby buncis reject menjadi keripik layak dilakukan karena telah memenuhi kriteria kelayakan investasi. Gapoktan Wargi Panggupay bisa melakukan ide pengembangan bisnis pengolahan baby buncis reject menjadi keripik karena telah layak untuk dilakukan baik secara finansial maupun nonfinansial. Dalam mengimplementasikan ide pengembangan bisnis ini, Gapoktan Wargi Panggupay harus bisa menjaga ataupun meningkatkan ketersediaan bahan baku dan jumlah produksi serta gencar melakukan promosi dan penjualan produk keripik yang dihasilkan agar tidak mengalami kerugian, karena berdasarkan analisis switching value penurunan penjualan produk keripik menunjukan nilai yang sensitif.

Kata kunci: Gapoktan Wargi Panggupay, keripik, reject.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Gapoktan Wargi Panggupay, keripik, reject
Subjects: Student Project Report
Divisions: School of Vocational Studies > Agribusiness Management
Depositing User: Manajemen Agribisnis SV IPB
Date Deposited: 07 Sep 2020 07:45
Last Modified: 07 Sep 2020 07:45
URI: https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/1851

Actions (login required)

View Item View Item