Marbun, Carolina Sofia Mesrauli (2022) Pengembangan Pasar Sayuran Hidroponik melalui Kemitraan pada Nabila Farm. Project Report. IPB University.
Text (Cover)
J3J119044-01-CAROLINA-COVER.pdf Download (999kB) |
|
Text (Ringkasan)
J3J119044-02-CAROLINA-RINGKASAN.pdf Download (768kB) |
|
Text (Daftar isi)
J3J119044-03-CAROLINA-DAFTAR ISI.pdf Download (1MB) |
|
Text (Pendahuluan)
J3J119044-04-CAROLINA-PENDAHULUAN.pdf Download (767kB) |
|
Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3J119044-05-CAROLINA-TUGAS AKHIR.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
Abstract
Subsektor hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang permintannya meningkat semenjak pandemi Covid-19. Hal ini dapat menjadi peluang bagi para petani hortikultura untuk meningkatkan produksi tanaman dan memperluas pemasaran produk hortikultura petani. Salah satu teknologi yang digunakan dalam pertanian saat ini adalah teknologi budidaya tanaman hidroponik.Hidroponik dapat dijadikan sebagai alternatif untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian. Nabila Farm merupakan salah satu perusahaan hortikultura yang membudidayakan sayuran hidroponik. Produk sayuran hidropnik Nabila Farm saat ini belum maksimal diserap oleh pasar karena pemasaran produk sayuran hidroponik saat ini menurun dikarenakan beberapa hambatan yaitu adanya peraturan PPKM, social distancing, dan physical distancing. Tujuan dari ide pengembangan bisnis ini adalah untuk merumuskan ide pengembangan bisnis yang dianalisis berdasarkan analisis internal dan eksternal perusahaan, mengkaji pengembangan bisnis berupa pengembangan pasar sayuran hidroponik melalui
kemitraan pada Nabila Farm. Kajian pengembangan bisnis ini dianalisis menggunakan analisis SWOT, aspek non finansial dan aspek finansial. Aspek non finansial meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek sumber daya manusia, dan aspek kolaborasi, sedangkan aspek finansial meliputi analisis laba rugi, analisis R/C ratio, dan analisis sensitivitas.Nabila Farm merupakan salah satu perusahaan hortikultura yang berlokasi
di Lembang, Jawa Barat. Produk yang dihasilkan oleh Nabila Farm adalah tanaman hidroponik berupa pakcoy, caisim, bayam merah, kangkung, dan selada keriting hijau. Saat ini Nabila Farm sudah menjalin kerjasama dengan beberapa mitra seperti
PT Momenta Agrikultura, Sayurbox, Hati Fresh, reseller, dan tengkulak. Strategi yang dihasilkan dari pengembangan bisnis ini adalah pengembangan pasar sayuran hidroponik melalui kemitraan. Produk Nabila Farm yang kurang diserap oleh pasar dan proses pemasaran yang belum maksimal saat ini menjadi permasalahan perusahaan. Gaya hidup masyarakat yang mulai
menerapkan gaya hidup sehat disertai dengan teknologi untuk proses produksi dan pemasaran Nabila Farm yang memadai dan semakin banyaknya start-up pada bidang pemasaran sayuran online menjadi peluang bagi perusahaan untuk
mengembangkan pemasaran produknya, yaitu dengan menambah kemitraan. Berdasarkan kajian dari analisis non finansial ide pengembangan bisnis ini layak dijalankan dengan beberapa memperhatikan beberapa point penting yaitu
aspek pasar dan pemasaran di daerah Jabodetabek dan Bandung, target pasar berupa start-up yang bergerak dibidang pemasaran hasil pertanian dengan memposisikan
produknya sebagai produk sayuran hidroponik yang berkualitas baik serta bauran pemasaran dengan memperhatikan produk, tempat, promosi dan harga yang disesuaikan dengan keadaan pasar dan perusahaan. Aspek produksi perusahaan
dengan kegiatan produksi yang terstruktur mulai dari kegiatan persiapan hingga pasca panen. Aspek sumber daya manusia dengan melakukan evaluasi secara berkala agar seluruh kegiatan dapat berjalan dengan baik. Aspek kolaborasi dengan menambah tiga mitra yaitu TaniHub, Kecipir dan Lucky Farm. Berdasarkan analisis finansial ide pengembangan bisnis ini layak untuk dijalankan karena
menghasilkan keuntungan berdasarkan analisis laba rugi dan analisis R/C ratio. Hasil analisis finansial pengembangan bisnis ini memperoleh laba bersih setelah adanya pengembangan bisnis sebesar Rp664.160.000 dan hasil perolehan analisis R/C ratio sebesar 1,91 yang artinya bila dikeluarkan biaya sebesar Rp1.000 , maka akan menghasilkan penerimaan sebesar 1.910. Berdasarkan hasil analisis
sensitivitas, meskipun terdapat perubahan terhadap nilai NPV, IRR dan Net B/C namun secara umum kondisi kelayakan usaha tidak mengalami perubahan pada kenaikan biaya benih sebesar 5% dengan nilai NPV Rp413.701.875,94 nilai IRR
43,43% dan nilai Net B/C 4,86 atau penurunan penerimaan sebesar 5% dengan nilai NPV Rp349.421.859,12 nilai IRR 35,44% dan nilai Net B/C sebesar 4,07. Nilai NPV yang dihasilkan masih lebih besar dari 0, nilai IRR yang dihasilkan masih lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu 3.50% dan nilai Net B/C yang dihasilkan masih lebih besar dari 1. Nabila Farm Lembang perlu menerapkan ide pengembangan bisnis ini dengan melakukan pengembangan pasar sayuran hidroponik melalui mitra agar produk perusahaan dapat diserap baik oleh pasar serta keuntungan perusahaan.
Kenaikan harga bahan baku berupa benih pakcoy, caisim, bayam merah, selada keriting hijau, kangkung tidak diatas 5% dan penerimaan perusahaan tidak menurun diatas 5% agar perusahaan masih mendapatkan keuntungan.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | analisis SWOT, hidroponik, kemitraan |
Subjects: | Student Project Report |
Divisions: | School of Vocational Studies > Agribusiness Management |
Depositing User: | Manajemen Agribisnis SV IPB |
Date Deposited: | 16 Aug 2022 06:49 |
Last Modified: | 16 Aug 2022 06:49 |
URI: | https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/10813 |
Actions (login required)
View Item |