Dewanti, Valencia Afifah (2022) Analisis Penyebab Terjadinya Defect Seal Pada Minuman Jelly dalam Kemasan Menggunakan Metode Six Sigma di PT XYZ. Project Report. IPB University.
Text (Cover)
J3E119118-01-Valencia-cover.pdf Download (894kB) |
|
Text (Ringkasan)
J3E119118-02-Valencia-ringkasan.pdf Download (1MB) |
|
Text (Daftar Isi)
J3E119118-03-Valencia-daftarisi.pdf Download (1MB) |
|
Text (Pendahuluan)
J3E119118-04-Valencia-pendahuluan.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3E119118-05-Valencia-tugasakhir.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
PT XYZ merupakan salah satu industri pangan yang memproduksi minuman jelly dalam kemasan. Minuman jelly merupakan minuman semi padat berbentuk gel yang berbahan dasar karagenan dan dicampurkan dengan bahan-bahan lainnya seperti gula, perisa, pemanis, pengawet, dan pewarna. Minuman jelly ini bukan sekedar minuman biasa, tetapi dapat dikonsumsi sebagai minuman penunda lapar.
Tujuan dilakukannya Praktik Kerja Lapang (PKL) ini yaitu, untuk mempelajari proses produksi minuman jelly dalam kemasan dan menganalisis penyebab terjadinya defect seal pada kemasan dengan menggunakan metode six sigma, sehingga dapat memberikan solusi untuk memperbaiki atau mengurangi terjadinya defect seal pada minuman jelly dalam kemasan di PT XYZ. Terdapat beberapa defect seal pada perusahaan, diantaranya seal miring, seal tidak terpotong, dan seal keriput.
Analisis penyebab terjadinya defect seal di PT XYZ dilakukan dengan metode six sigma yang terdiri dari lima tahap, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, and Control (DMAIC). Metode tersebut digunakan untuk mengurangi cacat dan variasi proses dengan melakukan perbaikan atau peningkatan atas proses yang ada. Define bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan utama perusahaan, yaitu defect pada seal. Measure merupakan tahap pengukuran penyimpangan atau tingkat kecacatan yang ditunjukan oleh nilai Defect per million opportunities (DPMO) dan level sigma. Analysis digunakan control chart p juga diagram fishbone. Improve dianalisis dengan menggunakan tabel why-why analysis untuk mendapatkan solusi dari akar masalah yang telah di identifikasi sebelumnya. Control merupakan tahap terakhir yang merupakan hasil dari tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh perusahaan.
Hasil analisis defect seal dengan metode six sigma, didapatkan bahwa seal miring merupakan jenis defect yang paling banyak terjadi yaitu sebesar 1.426 pcs dari 350.103 pcs yang dilakukan sortasi sehingga perlu dilakukan analisis lanjutan untuk defect seal miring. Pada tahap measure didapatkan nilai DPMO pada seal miring sebesar 1357,696 dan pada seal tidak terpotong sebesar 843,561. Dari nilai DPMO tersebut kemudian dikonversikan ke dalam level sigma dan didapatkan rata-rata sebesar 4,57. Level sigma tersebut belum termasuk kedalam level six sigma, tetapi masih di level 4-sigma yang merupakan rata-rata industri USA. Hal tersebut juga berdasarkan hasil analysis menggunakan control chart p yang didapatkan bahwa banyaknya data defect tidak terkendali secara statistik. Pada analisis dengan menggunakan diagram fishbone didapatkan faktor utama penyebab defect adalah manusia, mesin, material, dan metode. Salah satu usulan perbaikan yang dapat dilakukan adalah penambahan pegawai, pemeriksaan dan perbaikan mesin secara berkala, serta revisi prosedur dan check sheet. Improve yang dilakukan difokuskan pada pendokumentasian dan penyebarluasan hasil tindakan perbaikan yang telah dilakukan oleh perusahaan.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Defect, DMAIC, Fishbone, Six Sigma |
Subjects: | Student Project Report |
Divisions: | School of Vocational Studies > Food Quality Assurance Supervisor |
Depositing User: | Supervisor Jaminan Mutu Pangan SV IPB |
Date Deposited: | 09 Aug 2022 08:37 |
Last Modified: | 09 Aug 2022 08:37 |
URI: | https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/10372 |
Actions (login required)
View Item |