Utama, Daffa Alif (2022) Pembenihan Udang Vaname Litopenaeus vannamei di PT Matahari Cipta Sentosa (MCS), Situbondo, Jawa Timur dan Pembesaran di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Project Report. IPB University.
Text (Cover)
J3H119015-Daffa-01-cover.pdf Download (5MB) |
|
Text (Ringkasan)
J3H119015-Daffa-02-ringkasan.pdf Download (2MB) |
|
Text (Daftar Isi)
J3H119015-Daffa-03-daftar isi.pdf Download (2MB) |
|
Text (Pendahuluan)
J3H119015-Daffa-04-pendahuluan.pdf Download (2MB) |
|
Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3H119015-Daffa-05-tugasakhir.pdf Restricted to Repository staff only Download (14MB) |
Abstract
DAFFA ALIF UTAMA. Pembenihan Udang Vaname Litopenaeus vannamei di PT Matahari Cipta Sentosa (MCS), Situbondo, Jawa Timur dan Pembesaran di Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hatchery of Pacific White leg Shrimp Litopenaeus vannamei at PT Matahari Cipta Sentosa, Situbondo, East Java and Grow out at Gunung Kidul, Special Region of Yogyakarta. Dibimbing oleh CECILIA ENY INDRIASTUTI dan AMALIA PUTRI FIRDAUSI.
Udang vaname Litopenaeus vannamei berasal dari perairan Amerika Latin. Udang vaname masuk ke Indonesia pada tahun 2001 di Jawa Timur dan masih menggunakan sistem tradisional dalam pemeliharaannya, namun sekarang sudah banyak pembudidaya yang melakukan kegiatan budidaya secara intensif dan super intensif. Tujuan mengikuti kegiatan PKL adalah melakukan kegiatan secara langsung di lokasi PKL, menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan mengenai kegiatan di lokasi PKL, mengetahui permasalahan dan mencari solusi permasalahan dalam kegiatan di lokasi PKL, menerapkan ilmu yang didapat sewaktu kuliah.
Kegiatan pembenihan udang vaname meliputi pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemanenan larva, pemeliharaan larva, pemanenan larva, transportasi larva dan kultur pakan alami. Induk udang vaname didatangkan dari Amerika Serikat yaitu milik Kona Bay Marine Resources dan Benchmark Company yang kemudian di karantina selama 14 hari. Kriteria induk yang baik adalah tubuh induk tidak cacat, warna tubuh bening kecoklatan dan cerah, cephalothorax lebih pendek dari abdomen dan punggung lurus mendatar, bergerak aktif normal, umur induk 12 bulan, berat induk jantan 35 g, berat induk betina 40 g, panjang tubuh total induk jantan 17 cm, panjang tubuh total induk betina 18 cm. Selama karantina, induk udang vaname diberikan pakan alami berupa cumi-cumi.
Induk betina yang telah melewati tahap karantina kemudian dilakukan ablasi dengan tujuan mempercepat proses kematangan gonad. Kegiatan ablasi dilakukan dengan cara sterilisasi alat berupa gunting yang dipanaskan menggunakan camping gas, setelah gunting disterilkan salah satu tangkai mata induk ditahan menggunakan karet gelang lalu tangkai mata induk udang betina dipotong. Setelah tangkai mata induk udang dipotong kemudian induk direndam menggunakan iodin kemudian ditebar ke bak pemeliharaan induk.
Pemeliharaan induk dilakukan pada bak pemeliharaan induk dengan padat tebar 6 ekor/m2. Jenis pakan induk yang digunakan pada PT MCS Unit Hatchery Situbondo yaitu cumi-cumi Loligo sp. dan cacing laut Polychaeta sp. Induk dapat dilakukan proses pemijahan setelah kurang lebih 7 hari setelah proses ablasi. Pada PT MCS Unit Hatchery Situbondo induk yang digunakan untuk pemijahan rata-rata pada tingkat kematangan gonad (TKG) 3. Ciri induk yang terbuahi adalah terlihat gumpalan putih susu berupa sperma pada alat kelamin induk betina (thelycum).
Pemanenan telur dilakukan pada malam hari pukul 20.00 WIB, induk yang telah melepaskan telurnya pada bak pelepasan telur dipindahkan kembali ke bak pemeliharaan induk betina. Telur yang terambil semua dimasukkan ke dalam tangki penetasan telur untuk melakukan proses penetasan telur selama 12 jam. Pemanenan naupli dilakukan 12 jam setelah penetasan telur pada tangki penetasan
telur dan dipindahkan ke bak penampungan naupli sementara. Proses pengemasan naupli menggunakan plastik packing berukuran yang diisi air sebanyak 2,5 L dan karbon aktif 5 g. Pemberian oksigen dan air dengan persentase oksigen 60% dan air 40%.
Naupli yang dipanen untuk dipelihara dibawa ke modul pemeliharaan larva untuk memasuki tahap pemeliharaan. Penebaran naupli dilakukan pagi hari pukul 09.00 WIB dengan padat tebar 74.000 ekor/m2. Pemberian pakan buatan untuk larva diberikan selama 6 kali pemberian yaitu pada pukul 03.00, 07.00, 11.00, 15.00, 19.00, dan 23.00 WIB. Pakan yang digunakan berupa pakan produk dari INVE yang diberi kode Mix 1, Mix 2, Mix 3, Mix 4. Pemberian pakan alami berupa alga dan Artemia sp. Pemberian pakan alga diberikan pada larva udang stadia naupli hingga zoea 3. Pemberian artemia beku diberikan untuk stadia mysis 1 hingga mysis 3. Pemberian artemia hidup diberikan untuk stadia PL 1 ke atas. Pemanenan benur dilakukan dengan penyurutan air, penyeseran benur, pengangkutan benur, dan aklimatisasi suhu benur. Benur dikemas menggunakan plastik polyethilene dan diberi karbon aktif sebanyak 5 g.
Kegiatan pembesaran dilakukan di tambak PT MCS Unit Tambak yang berlokasi di Gunung Kidul. Kegiatan pembesaran meliputi persiapan wadah, penebaran benur, pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, sampling Average Body Weight (ABW) dan Average Daily Growth (ADG), dan pemanenan. Persiapan tambak yang dilakukan berupa pengangkatan lumpur, penjemuran dasar tambak, perbaikan instalasi tambak, sterilisasi air, pengisian air, dan penebaran treatment seperti saponin yang berfungsi sebagai desinfeksi air.
Kegiatan pembesaran menggunakan sistem super intensif yaitu dengan kepadatan 250 ekor/m2. Benur yang dipakai telah teruji Specific Pathogen Free (SPF) atau bebas penyakit yang berasal dari PT MCS Gunung Kidul. Pakan yang diberikan berupa pakan dengan merk FENG LI dan KAIOHJI Platinum yang merupakan produk dari PT Matahari Sakti dengan tipe pakan yaitu serbuk, crumble, dan pellet. Pada Day of Culture (DOC) 1–35 pemberian pakan menggunakan metode blind feeding. Pada DOC 36 hingga panen pemberian pakan dilakukan dengan perhitungan feeding rate (FR) dan kontrol anco. Kontrol anco dilakukan setiap 2 jam setelah pemberian pakan.
Sampling ABW dan ADG dimulai pada DOC 41 yang selanjutnya dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali. Sampling dilakukan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan udang. Rata-rata ADG yang dihasilkan sebesar 0,3 g/ekor dengan FCR 1,6 dan SR 90%. Pemanenan dilakukan secara parsial dan total. Panen parsial dilakukan 4 kali, dimulai dari DOC 80 dan selanjutnya setiap 14 hari dilakukan parsial sampai di waktu panen total. Panen total dilakukan pada udang dengan DOC. Size yang didapatkan selama panen parsial dan panen total yaitu mencapai 6027 ekor/ kg.
Kata kunci: Pembenihan, pembesaran, PT Matahari Cipta Sentosa, PT Matahari Sakti, udang vaname
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pembenihan, pembesaran, PT Matahari Cipta Sentosa, PT Matahari Sakti, udang vaname |
Subjects: | Student Project Report |
Divisions: | School of Vocational Studies > Production Technology and Management of Aquaculture |
Depositing User: | Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya SV IPB |
Date Deposited: | 02 Aug 2022 02:13 |
Last Modified: | 02 Aug 2022 02:13 |
URI: | https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/9717 |
Actions (login required)
View Item |