Irawan, Ferarista (2020) Pengaruh Faktor Meteorologi Terhadap Konsentrasi H2S dan NH3 di PT Indonesia Power Kamojang POMU. Project Report. IPB University.
Text (Cover)
J3M217194-01-Ferarista Irawan-Cover.pdf Download (1MB) |
|
Text (Ringkasan)
J3M217194-02-Ferarista Irawan-Ringkasan.pdf Download (1MB) |
|
Text (Daftar Isi)
J3M217194-03-Ferarista Irawan-Daftar Isi.pdf Download (1MB) |
|
Text (Pendahuluan)
J3M217194-04-Ferarista Irawan-Pendahuluan.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3M217194-05-Ferarista Irawan-tugasakhir.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
FERARISTA IRAWAN. Pengaruh Faktor Meteorologi Terhadap Konsentrasi H2S dan NH3 Di PT Indonesia Power Kamojang POMU. Meteorological Factors toward H2S and NH3 Concentration in PT Indoneisa Power Kamojang POMU. Dibimbing oleh DIMAS ARDI PRASETYA.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi panas bumi sebagai penggerak utamanya. Kegiatan pembangkitan listrik merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran udara, hal ini disebabkan karena emisi yang dihasilkan dari proses bisnis yang dilakukan. Proses pembangkitan listrik di PT Indonesia Power Kamojang POMU berpotensi menghasilkan emisi yang dapat berdampak bagi lingkungan apabila dikeluarkan ke lingkungan di atas baku mutu. Emisi tersebut berasal dari gas yang tidak dapat terkondensasi seperti Hidrogen Sulfida (H2S) dan Ammonia (NH3). Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Indonesia Power Kamojang POMU bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor meteorologi terhadap konsentrasi gas Hidrogen Sulfida (H2S) dan Ammonia (NH3).
Jumlah NCG yang terkandung dalam uap panas bumi memiliki dampak signifikan pada kinerja pembangkit listrik dan tingkat emisi yang dihasilkan. NCG yang dilepaskan oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi ke lingkungan mengandung Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Metan (CH4), dan Ammonia (NH3) yang merupakan gas rumah kaca. Gas yang tidak dapat dikondensasikan akan terlepas ke udara melalui menara pendingin. Konsentrasi emisi yang dikeluarkan dari sumber ke udara bukan hanya merupakan hasil dari emisi yang kuat namun juga karena pengaruh dari faktor meteorologi. Faktor meteorologi yang dapat mempengaruhi konsentrasi emisi meliputi, suhu udara, kelembaban udara, arah dan kecepatan angin, serta radiasi matahari.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan di PT Indonesia Power Kamojang POMU yang berlokasi di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tiga metode yaitu studi pustaka, wawancara dengan pembimbing lapang, dan pengamatan lapang terkait proses yang dapat menghasilkan emisi. Faktor meteorologi diamati pengaruhnya terhadap dispersi zat pencemar. Data sampling emisi dianalisis hubungannya dengan data meteorologi, lalu digunakan metode korelasi pearson untuk mengetahui tingkat korelasi antara variabel yang dianalisis. Data arah dan kecepatan angin yang diperoleh dari Stasiun Geofisika Bandung dianalisis menggunakan windrose untuk mengetahui arah pencemar bergerak.
PT Indonesia Power Kamojang POMU merupakan perusahaan penyedia listrik yang memanfaatkan energi panas bumi. Proses produksi listrik di PT Indonesia Power Kamojang POMU berasal dari uap panas yang disalurkan melalui pipe line yang masuk ke dalam steam receiving header. Lalu uap masuk menuju separator untuk memisahkan partikel padat dengan uap. Kemudian uap dialirkan menuju demister untuk dipisahkan butiran air dan uap. Uap bersih selanjutnya disalurkan menuju turbin untuk memutar double flow condencing yang dikopel dengan generator. Proses ini menghasilkan energi listrik dengan tegangan 11,8 KV. Selanjutnya tegangan dinaikkan dengan Step up transformer menjadi 150 KV. Selanjutnya listrik dihubungkan secara paralel dengan sistem penyaluran Jawa-Bali.
Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh faktor meteorologi terhadap peningkatan/penurunan konsentrasi gas Hidrogen Sulfida (H2S) dan Ammonia (NH3). Terdapat korelasi antara faktor meteorologi dengan konsentrasi emisi yang dihasilkan. Nilai koefisien korelasi antara suhu, kelembaban, dan radiasi matahari dengan konsentrasi emisi bernilai positif yang berarti bahwa hubungan searah, sedangkan nilai korelasi antara kecepatan angin dengan konsentrasi emisi bernilai negatif yang berarti hubungan berbanding terbalik. Hasil analisis menggunakan windrose menunjukan pencemar bergerak ke arah timur. Setiap faktor meteorologi memiliki kaitan satu sama lain, sehingga apabila salah satu nilai faktor meteorologi menurun, maka akan berpengaruh pada faktor lainnya.
kata kunci: ammonia, emisi, faktor meteorologi, hidrogen sulfida
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | ammonia, emisi, faktor meteorologi, hidrogen sulfida |
Subjects: | Student Project Report |
Divisions: | School of Vocational Studies > Environmental Engineering and Management |
Depositing User: | Teknik dan Manajemen Lingkungan SV IPB |
Date Deposited: | 26 Aug 2020 08:36 |
Last Modified: | 26 Aug 2020 08:36 |
URI: | https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/494 |
Actions (login required)
View Item |