Nindy Sabara, Nabila (2020) Haemobartonellosis pada Kucing di Klinik Hewan Starvet. Project Report. IPB University.
Text (COVER)
J3P216091-01-NABILA NINDY SABARA-COVER.pdf Download (831kB) |
|
Text (RINGKASAN)
J3P216091-02-NABILA NINDY SABARA-RINGKASAN.pdf Download (767kB) |
|
Text (DAFTAR ISI)
J3P216091-03-NABILA NINDY SABARA-DAFTARISI.pdf Download (812kB) |
|
Text (PENDAHULUAN)
J3P216091-04-NABILA NINDY SABARA-PENDAHULUAN.pdf Download (769kB) |
|
Text (TUGAS AKHIR (FULL TEXT))
J3P216091-05-NABILA NINDY SABARA-TUGASAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Kucing merupakan salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia. Sebagai hewan kesayangan, pemeliharaan kucing umumnya ditujukan sebagai hewan kesayangan, hewan pemangsa hama, kontes kucing dan dikembangbiakkan (breeding) pada ras tertentu. Kesehatan pada kucing menjadi kunci utama dalam menunjang penampilan fisik kucing. Tingginya angka kelahiran kucing menjadi faktor utama banyaknya kucing di jalanan yang tak terurus dan bahkan menjadi inang bagi ektoparasit seperti kutu, pinjal dan sejenisnya. Tujuan penulisan laporan akhir ini yaitu untuk menguraikan informasi mengenai haemobartonellosis dan tata laksana perawatan haemobartonellosis yang terjadi pada kucing di Klinik Hewan Starvet Ciomas.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dari observasi atau pengamatan serta membantu dalam penanganan langsung pada kucing yang terkena Haemobartonellosis berupa koleksi sampel, pemeriksaan sampel, penanganan dan perawatan pada kucing, pemberian obat dan pengamatan terhadap pasien yang mengalami Haemobartonellosis. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dan jurnal. Pasien yang datang ke klinik pendataan sinyalemen dan pemeriksaan kondisi umum seperti penimbangan berat badan serta pengukuran suhu dengan menggunakan thermometer digital oleh paramedis, dan data kemudian ditulis pada form rekam medis dan diserahkan kepada dokter hewan.
Gejala klinis yang terlihat pada kucing Kimmy yakni adanya perubahan warna pada mukosa serta kulit yang menjadi kuning (ikterus), lemas serta hipersalivasi. Hasil prognosa yang diberikan oleh dokter hewan yaitu kucing Kimmy diduga menderita infeksi parasit darah sehingga dilakukan pengambilan darah sebagai peneguh diagnosa. Sampel darah diambil melalui vena Saphena magna dan vena Jugularis lalu dibuat preparat ulas darah yang diwarnai dengan pewarnaan giemsa 10% serta pemeriksaan hematologi dan kimia darah.
Haemiobartonellosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Haemobartonella felis atau Mycoplasma haemofelis yang menyerang sel darah merah. Haemobartonellosis dapat menular melalui gigitan pinjal Ctenocephalides felis yang menjadi vektor pembawa rickettsia Haemobartonella felis, penularan dari induk ke anak, serta transfusi darah dari hewan yang terinfeksi. Gejala awal yang dapat terlihat yaitu ikterus (kekuningan) pada mukosa dan kulit. Terapi yang diberikan dapat berupa pemberian Ornipural Solution® sebanyak 2 kali sehari serta obat racik antiparasit darah.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Darah, haemobartonellosis, ikterus, kucing, Starvet |
Subjects: | Student Project Report |
Divisions: | School of Vocational Studies > Veterinary Paramedics |
Depositing User: | Paramedik Veteriner SV IPB |
Date Deposited: | 03 Sep 2020 11:09 |
Last Modified: | 03 Sep 2020 11:09 |
URI: | https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/3100 |
Actions (login required)
View Item |