Budidaya Ikan Green Severum Heros appendiculatus dan Corydoras Adolfoi Corydoras adolfoi di Ilmi Fish Farm, Bogor, Jawa Barat

Kusuma, Gamma Zahra (2022) Budidaya Ikan Green Severum Heros appendiculatus dan Corydoras Adolfoi Corydoras adolfoi di Ilmi Fish Farm, Bogor, Jawa Barat. Project Report. IPB University.

[img] Text (Cover)
J3H118019-01-Gamma-Cover.pdf

Download (2MB)
[img] Text (Ringkasan)
J3H118019-02-Gamma-Ringkasan.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Daftar Isi)
J3H118019-03-Gamma-Daftarisi.pdf

Download (2MB)
[img] Text (Pendahuluan)
J3H118019-04-Gamma-Pendahuluan.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Tugas Akhir (Full Text))
Tugasakhir.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (18MB)
Official URL: https://sv.ipb.ac.id

Abstract

kan green severum Heros appendiculatus salah satu ikan cichlid yang
sangat populer. Ikan green severum berasal dari sungai Amazon Basin di Amerika
Selatan. Ikan green severum jantan memiliki tubuh yang lebih besar dari betina,
memiliki warna yang lebih cerah, memiliki sirip anal dan dorsal yang panjang.
Induk green severum di ilmi Fish Farm berasal dari pemeliharaan sendiri selama
14 bulan. Induk ditebar ke akuarium pemijahan dengan sex ratio 1:1, sebelum
ditebar induk diaklimatisasi terlebih dahulu agar induk tidak stres.
Induk green severum dipelihara dan diberi pakan menggunakan cacing
darah (bloodworm), apabila stok cacing darah habis induk diberi pakan cacing
sutra. Bloodworm memiliki beberapa keunggulan diantaranya merupakan pakan
alami yang disukai oleh ikan, bloodworm memiliki kandungan nutrisi dengan nilai
protein 60,15% dan lemak 6,50% (Ghazwan 2015). Pemberian pakan induk green
severum menggunakan metode at satiation (sekenyangnya). Pada masa
pemeliharaan dilakukan pengelolaan kualitas air serta pencegahan dan pengobatan
ikan. Pemijahan induk green severum dilakukan secara alami tanpa bantuan
hormon. Adapun tingkah laku selama pemijahan, yaitu induk akan membersihkan
tempat meletakkan telur atau substrat. Apabila induk selesai memijah telur
diinkubasi dan diberi obat velvet orange sebanyak 0,03 ml L-1. Telur akan
menetas setelah 3–4 hari. Pemberian pakan larva setelah cadangan makanan (yolk
egg) habis, yaitu pada umur 4 hari dengan Artemia sp. dan mulai hari ke-9 sampai
hari ke-14 di-overlapping dengan cacing sutra cacah. Frekuensi pemberian 2 kali
sehari dengan menggunakan metode at satiation. Budidaya green severum
memiliki rata-rata fertilization rate (FR) 85,3%, hatching rate (HR) 87,5% dan
survival rate (SR) 84,8%.
Penebaran benih dilakukan saat benih berumur 15 hari. Benih yang sudah
dipanen langsung disortir dan dihitung untuk dilakukan penebaran ke dalam
akuarium dengan menggunakan baskom. Akuarium pemeliharaan benih green
severum dapat menampung benih sebanyak 400–500 ekor. Pemeliharaan benih
diberi pakan berupa cacing sutra dengan metode at satiation. Kebutuhan cacing
sutra sebagai pakan alami dalam proses pertumbuhan sangat diperlukan sebagai
nutrisi bagi benih karena nilai protein yang tinggi (58,68%) (Oz et al. 2015).
Perawatan benih juga dilakukan pengolahan kualitas air dan pencegahan serta
pengobatan penyakit. Saat umur ikan sudah mencapai 14 hari dilakukan sampling
dan sortir. Jumlah benih yang dihasilkan sebanyak 550 ekor siklus-1 sehingga
terdapat 18 siklus tahun-1 dengan total benih sebanyak 9900 ekor tahun-1. Hasil
sampling pemeliharaan benih green severum selama 14 hari menghasilkan
survival rate (SR) sebesar 82,2%. Harga benih green severum ukuran 1 inci dijual
dengan harga Rp2000 ekor-1.
Induk Corydoras adolfoi dipelihara dan dipijahkan dalam wadah akuarium
dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm yang berisikan 30 ekor induk. Indukberasal dari pembudidaya dan pemeliharaan mandiri. Induk Corydoras adolfoi
diberi pakan berupa cacing sutra sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi hari dan
sore hari secara ad libitum. Perbedaan ciri induk jantan dan betina dibedakan
melalui ukuran, perut dan warna. Induk jantan memiliki ukuran lebih pendek
dibandingkan dengan betina, perut jantan lebih ramping dibandingkan induk
betina dan induk jantan memiliki warna lebih cerah dari induk betina.
Pemijahan induk Corydoras adolfoi dilakukan secara alami dengan sex
ratio 1♂:2♀. Pada pemijahan induk menggunakan substrat berupa tali rafia
sebagai tempat menempelkan telur. Proses pemijahan diawali ketika induk
membersihkan tempat menempelkan telur, jantan akan lebih aktif daripada betina.
Setelah membersihkan tempat telur, induk akan aktif berenang dan sesekali
bersinggungan. Induk betina akan menempatkan mulutnya di lubang genital
jantan dan dikenal dengan posisi T dan sperma akan diisap oleh betina. Induk
akan diam di dasar selama 1-1,5 menit lalu telur akan keluar sebanyak 2–5 butir
(Geis 2000). Telur tersebut akan ditempatkan pada kantong yang terbentuk dari
pasangan sirip perut yang dibengkokkan (bentuknya seperti tangan ditangkupkan).
Setelah itu, induk betina akan menempelkan telur ke substrat. Proses ini akan
berulang sampai semua telur terovulasi yaitu sebanyak 10-30 butir sekali
pemijahan.
Proses pemanenan telur terjadi dengan cara uraian tali rafia dibuka secara
perlahan agar dapat diambil dengan tangan satu per satu. Telur yang diambil
dipindahkan ke dalam baskom yang berisi air agar telur tetap terendam dalam air.
Telur yang diambil adalah telur yang berkondisi baik, yakni bentuknya bulat dan
berwarna kuning kecoklatan. Telur yang baik dimasukkan ke dalam akuarium
inkubasi yang berukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm dengan ketinggian air 15 cm
lalu diberikan velvet orange dengan dosis 0,03 ml L-1. Telur akan menetas selama
3–4 hari, setelah menetas perlu dilakukan penyifonan cangkang telur agar
menghindari penyakit karena jamur. Nilai fertilization rate (FR) 70,1% dan
hatching rate (HR) 78,6%. Larva diberi pakan pada hari ke-4 berupa Artemia sp.
dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari dengan metode at satiation. Larva
berumur 10 hari diberikan overlapping pakan menggunakan cacing sutra dengan
frekuensi 2 kali sehari pagi dan sore. Pengelolaan air dilakukan dengan
penyifonan cacing sutra yang mati dan pengukuran kualitas air berupa suhu dan
pH. Selanjutnya, larva berumur 30 hari (benih) disortir dan dipindahkan ke wadah
pemeliharaan lanjutan berupa akuarium dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 35 cm
dengan ketinggian air 25 cm serta dilakukan pemasangan sponge filter. Benih
dipelihara hingga berukuran 1 inci selama 3–4 minggu. Benih yang sehat
kemudian dikemas menggunakan plastik PE berukuran 60 cm x 40 cm dengan
perbandingan air dan oksigen 1:1. Setiap kantong berisi 100 ekor benih tergantung
dengan jarak pengiriman. Benih dijual dengan harga Rp9000 ekor-1 ke supplier
dan permintaan untuk ekspor seperti Amerika.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: Corydoras adolfoi, green severum, metode pemijahan, pembenihan, dan pendederan.
Subjects: Student Project Report
Divisions: School of Vocational Studies > Production Technology and Management of Aquaculture
Depositing User: Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya SV IPB
Date Deposited: 18 Oct 2022 05:50
Last Modified: 18 Oct 2022 05:50
URI: https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/12060

Actions (login required)

View Item View Item