Syahputeri, Queen Vielsa (2022) Penetapan Kadar Parasetamol dalam Cairan Infus dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Project Report. IPB University.
Text (Cover)
J3L119101-01-Queen-Cover.pdf Download (3MB) |
|
Text (Ringkasan)
J3L119101-02-Queen-Ringkasan.pdf Download (3MB) |
|
Text (Daftar Isi)
J3L119101-03-Queen-Daftarisi.pdf Download (3MB) |
|
Text (Pendahuluan)
J3L119101-04-Queen-Pendahuluan.pdf Download (1MB) |
|
Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3L119101-05-Queen-Tugasakhir.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Parasetamol atau disebut juga acetaminophen dengan nama kimia N-acetyl-para-aminophenol merupakan obat yang digunakan secara luas oleh masyarakat sebagai analgesik dan antipiretik. Parasetamol tersedia dalam berbagai bentuk sediaan yaitu tablet, sirup, drops, suppositoria, dan sediaan infus. Bentuk sediaan infus parasetamol merupakan pemenuhan kebutuhan dalam dunia kedokteran yang diindikasikan untuk terapi jangka pendek pada nyeri sedang setelah pembedahan, demam, dan keadaan hipertermia melalui rute pemberian secara intravena dan/atau jika rute pemberian lain tidak memungkinkan. Kualitas dan efek terapi obat dipengaruhi oleh kadar yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, ketepatan kadar harus diperiksa kesesuaiannya sehingga perlu adanya kontrol kualitatif dan kuantitatif zat berkhasiat dalam sediaan obat.
Sediaan infus dapat ditetapkan kadar parasetamolnya menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode KCKT memiliki beberapa keuntungan yaitu waktu analisis relatif cepat, memiliki ketelitian dan ketepatan yang relatif tinggi serta dapat menghitung sampel dalam kadar yang sangat rendah. Analisis parasetamol dengan kromatografi dicapai menggunakan kolom C8 (3,5 µm; 4,6 mm x 10 cm) dengan sistem elusi gradien fase gerak yang terdiri campuran larutan A (larutan KH2PO4-Na2HPO4; pH= 7) dan B (metanol) pada laju alir 1,0 mL/menit dan suhu 35 ºC yang diukur menggunakan detektor UV pada panjang gelombang 230 nm. Program elusi gradien yang digunakan terdiri dari tiga tahap, tahap ke-1 dimulai dengan 99% larutan A dan 1% larutan B selama 3 menit pertama, tahap ke-2 larutan A berubah konsentrasi secara linear menjadi 19% hingga 7 menit, dan tahap ke-3 larutan A kembali lagi ke 99% hingga 10 menit.
Hasil identifikasi parasetamol memiliki waktu retensi 6,32 menit dengan luas area pada kisaran 23,4577–24,1411. Perbandingan luas area sampel dengan standar asetaminofen menghasilkan kadar parasetamol yang diperoleh dalam cairan infus yaitu 9,79 mg/mL. Kadar tersebut memenuhi persyaratan injeksi parasetamol Farmakope Indonesia Edisi VI dengan limit 9,00–11,00 mg/mL sehingga dapat dinyatakan bahwa sediaan infus parasetamol masih dalam kendali 10 mg/mL.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata kunci: infus, infus parasetamol, KCKT, parasetamol |
Subjects: | Student Project Report |
Divisions: | School of Vocational Studies > Chemical Analysis |
Depositing User: | Analisis Kimia SV IPB |
Date Deposited: | 19 Aug 2022 04:22 |
Last Modified: | 19 Aug 2022 04:22 |
URI: | https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/11098 |
Actions (login required)
View Item |