Putri, Natasadian Jastra (2022) Penentuan Status Sulfur Pada Daun Kelapa Sawit (Laeis Guineensis Jacq.) di Tanah Mineral, Gambut, dan Pasiran. Project Report. IPB University.
Text (Cover)
J3L119088-01-Natasadian-cover.pdf Download (306kB) |
|
Text (Ringkasan)
J3L119088-02-Natasadian-Ringkasan.pdf Download (193kB) |
|
Text (Daftar Isi)
J3L119088-03-Natasadian-Daftar Isi.pdf Download (186kB) |
|
Text (Pendahuluan)
J3L119088-04-Natasadian-Pendahuluan.pdf Download (131kB) |
|
Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3L119088-05-Natasadian-Tugas Akhir (Full Text).pdf Restricted to Repository staff only Download (718kB) |
Abstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman penghasil
minyak nabati yang paling efisien dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak
lainnya. Tanaman kelapa sawit membutuhkan nutrisi yang cukup agar
menghasilkan panen yang optimal. Sulfur merupakan unsur hara makro esensial
yang berperan dalam pembentukan klorofil yang erat kaitannya dengan proses
fotosintesis dan reaksi metabolisme. Kekurangan sulfur pada tanaman kelapa sawit
dapat menghambat peningkatan produktivitas kelapa sawit. Kandungan sulfur pada
tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh ketersediaan sulfur pada tanah. Kekurangan
sulfur dapat diatasi dengan pemberian pupuk sulfur. Oleh karena itu, sebelum
dilakukan pemupukan pupuk sulfur perlu diketahui kadar sulfur pada pokok kelapa
sawit sebagai acuan penentuan dosis pupuk sulfur yang akan diberikan.
Kandungan sulfur dalam daun kelapa sawit ditentukan secara
spektrofotometri mengacu pada AOAC 920.10. Prinsip dari pengujian ini adalah
sampel daun yang tumbuh di tanah mineral, gambut, dan pasiran didestruksi
menggunakan campuran asam HNO3 dan HClO4, sulfat yang terbentuk selanjutnya
direaksikan dengan BaCl2-Tween membentuk koloid BaSO4 tersuspensi berwarna
putih, yang diukur pada panjang gelombang 494 nm.
Kandungan sulfur pada tanah mineral, gambut dan pasiran yang diperoleh
berturut-turut sebesar 0.16, 0.14, dan 0.12 %. Kandungan sulfur tertinggi diperoleh
pada tanaman kelapa sawit yang tumbuh di tanah gambut, sedangkan yang terendah
diperoleh pada tanaman kelapa sawit yang tumbuh di tanah pasiran. Ketiga pokok
kelapa sawit yang diuji tersebut mengalami defisiensi sulfur karena berada di bawah
batas optimum sulfur (0.25 – 0.35%). Berdasarkan hasil tersebut perlu dilakukan
pemupukan sulfur dengan dosis yang sesuai untuk mencapai kandungan sulfur yang
optimum pada kelapa sawit.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kelapa sawit, spektrofotometer UV-Vis, sulfur |
Subjects: | Student Project Report |
Divisions: | School of Vocational Studies > Chemical Analysis |
Depositing User: | Analisis Kimia SV IPB |
Date Deposited: | 16 Aug 2022 06:49 |
Last Modified: | 16 Aug 2022 06:49 |
URI: | https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/10988 |
Actions (login required)
View Item |