Analisis Kadar Histamin Pada Tuna Beku Menggunakan Spektrofluorometer dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Zahra, Farras (2022) Analisis Kadar Histamin Pada Tuna Beku Menggunakan Spektrofluorometer dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Project Report. IPB University.

[img] Text (Cover)
J3L119039-01-Farras-cover.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Ringkasan)
J3L119039-02-Farras-ringkasan.pdf

Download (889kB)
[img] Text (Daftar Isi)
J3L119039-04-Farras-daftarisi.pdf

Download (881kB)
[img] Text (Pendahuluan)
J3L119039-05-Farras-pendahuluan.pdf

Download (904kB)
[img] Text (Tugas Akhir (Full Text))
J3L119039-Farras Zahra-Tugas akhir (full).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
Official URL: https://sv.ipb.ac.id

Abstract

Produk perikanan merupakan komoditas strategis yang sangat mendukung terwujudnya ketahanan dan kemandirian pangan. Kegiatan ekspor ialah salah satu permasalahan dimana terdapat perbedaan standar yang digunakan dalam beberapa industri produk perikanan oleh masing-masing negara sehingga terjadi kasus penolakan produk perikanan di negara ekspor terutama kasus histamin pada ikan tuna. Histamin adalah salah satu parameter kesegaran ikan yang dapat menjadi penyebab penolakan ikan di negara ekspor. Berbagai metode telah dikembangkan untuk mengukur kadar histamin, tetapi diperlukan metode yang spesifik dengan ketelitian dan ketepatan yang valid sehingga dapat memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan oleh SNI 01-2710.1-2006; FDA 2021; dan Uni Eropa agar ikan aman untuk dikonsumsi dan diterima baik oleh negara ekspor. Oleh karena itu, diperlukan penelitian analisis kadar histamin pada tuna beku menggunakan spektrofluorometer dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Kadar histamin pada tuna beku ditentukan menggunakan spektrofluorometer dan KCKT. Prinsip pengujian histamin menggunakan spektrofluometer adalah histamin diekstrak dari jaringan daging contoh menggunakan metanol kemudian dipanaskan dalam penangas air suhu 60 °C selama 15 menit. Zat-zat histamin dari hasil ekstraksi dimurnikan melalui resin penukar ion dan direaksikan dengan senyawa orto-ftalatdikarboksi aldehida (OPT) sehingga membentuk senyawa fluorosens yang dapat diukur pada panjang gelombang eksitasi 350 nm dan emisi 444 nm. Prinsip pengujian histamin menggunakan KCKT adalah histamin diekstrak dari jaringan contoh menggunakan TCA 10% b/v kemudian direaksikan dengan senyawa orto-ftalaldehid (OPA) sehingga membentuk senyawa fluorosens. Besarnya histamin diukur dengan detektor fluorosens pada panjang gelombang eksitasi 350 nm dan emisi 450 nm dengan menggunakan fase gerak campuran asetonitril dan natrium dihidrogen fosfat (30:70) dan kolom C-18.
Berdasarkan pengujian, kadar histamin pada tuna beku dapat ditentukan menggunakan spektrofluorometer dan KCKT. Hasil kadar histamin menunjukan bahwa kelima sampel tuna beku memenuhi persyaratan sehingga ikan tuna layak untuk dikonsumsi dan diterima oleh negara ekspor. Hasil uji T berpasangan menunjukan bahwa kadar histamin menggunakan spektrofluorometer dan KCKT berbeda signifikan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0.05) dan dapat disebabkan oleh adanya galat acak.

Item Type: Monograph (Project Report)
Uncontrolled Keywords: histamin, KCKT, spektrofluorometer, tuna beku
Subjects: Student Project Report
Divisions: School of Vocational Studies > Chemical Analysis
Depositing User: Analisis Kimia SV IPB
Date Deposited: 15 Aug 2022 08:27
Last Modified: 15 Aug 2022 08:27
URI: https://ereport.ipb.ac.id/id/eprint/10922

Actions (login required)

View Item View Item